Senin, 17 Mei 2021

Sudahkah Kita Mengenal Ideologi Kita, PANCASILA ?

Setiap bangsa dan negara memiliki ideologinya masing-masing untuk kepentingan negaranya. Ideologi tidak hanya formalitas sebuah bangsa tetapi juga sangat berperan dalam kehidupan bangsa dan  negara. Jika suatu negara kehilangan ideologinya, negara pasti goyah dan tidak terarah. Baik dalam menyusun kebijakan maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Lalu apakah ideologi bangsa Indonesia ? tentu saja pancasila. Pancasila yang kita kenal saat ini mengalami perjalanan panjang dan lika-liku penerapannya dari masa ke masa. Mengapa Indonesia memilih pancasila sebagai ideologi negara kita ? Mengapa tidak yang lain saja ? Jawabannya adalah kita harus mengenal lebih dalam lagi mengenai pancasila yang akan kita bahas kali ini.

Apakah Anda tahu bahwa ternyata pancasila merupakan sebuah filsafat. Mengapa ? Karena pancasila  merupakan hasil perenungan para tokoh untuk merumuskannya. Pancasila memang bukan murni hasil pemikiran para tokoh melainkan tetap adanya referensi dari sebuah buku. Namun, tetap saja pancasila dirumuskan sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Pada sejarahnya, pancasila pernah mengalami perubahan sila pertama karena mempertimbangkan masyarakat Indonesia bagian timur yang bukan beragama Islam. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan mengingat bangsa Indonesia yang beragam mulai dari suku, bahasa, budaya, juga agamanya.

Setelah ditetapkannya lima dasar negara yang kita kenal saat ini, pancasila diterapkan dari masa ke masa ternyata dengan cara yang berbeda. Pancasila tidak lagi berubah setelah perubahan sila pertama tersebut, tetapi kondisi bangsa Indonesia sangat berubah-ubah dari masa ke masa. Sebagai contoh, pada masa orde lama Soekarno mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup dan membubarkan konstituante. Tentunya hal itu sangat bertentangan dengan pancasila. Selain itu, pada masa orde baru dan reformasi pun banyak sekali terjadi penyimpangan implementasi pancasila. Pada masa orde baru pancasila dijadikan alat untuk menguasai rakyat, siapa pun yang menentang kebijakan yang telah ditetapkan dianggap telah menentang pancasila. Siapa pun yang berani mengkritik pemerintah akan ditindak. Kemudian, pada masa reformasi hingga saat ini, terutama masa kini pancasila sebenarnya sudah banyak dipengaruhi ideologi lain. Sadar tidak sadar, pancasila tidak semurni seharusnya. Jika ditelaah lebih dalam dan detail banyak sekali kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dan berdasar pada pancasila. Bahkan mengarah pada ideologi lain. Sebenarnya kita sebagai masyarakat seharusnya tidak diam saja dan berani mempertahankan kemurnian pancasila demi bangsa ini.

Pancasila yang seharusnya menjadi dasar sebuah negara, menjaga keutuhan, ketentraman, dan ketertiban kehidupan bangsa dan bernegara ternyata belum seutuhnya dapat mewujudkan hal-hal tersebut. Padahal, pancasila tidak mengalami perubahan tapi kondisi yang dialami bangsa Indoensia pada masa ke masa bisa berbeda. Apa artinya ? Pemerintah serta kita sebagai masyarakat yang berperan dan menggunakan pancasila sebagai ideologi juga harus menyamakan presepsi dan menerapkannya sebagaimana mestinya, menerapkannya dalam kehidupan sebagai pancasila yang murni dan sebenarnya. Seperti yang sudah disebutkan diawal bahwa pancasila merupakan hasil perenungan  maka pancasila sudah disusun sedemikiran rupa dan disesuaikan sebaik mungkin dengan kondisi bangsa. Tetapi, tetap saja “sebagus” apa pun pancasila yang sudah disusun semua kembali pada unsur yang menggunakanya yaitu pemerintah dan kita sebagai masyarakat. Hanya kita semua rakyat Indonesia yang dapat mempertahankan kemurnian pancasila sehingga pancasila dapat efektif berperan sebagai ideologi negara.

Pancasila ditetapkan sebagai ideologi Indonesia karena memenuhi syarat dan sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Pernahkah kita bayangkan jika ideologi bangsa Indonesia adalah liberalisme ? atau mungkin komunisme ? Sekilas mungkin tampak kebanyakan negara maju menganut ideologi liberalisme dan mungkin juga pernah terlintas di pikiran kita jika ideologi kita liberalisme mungkin Indonesia akan juga menjadi negara maju. Namun, ternyata pancasila ini adalah ideologi yang paling tepat untuk negara Indonesia karena tidak bisa dijamin jika ideologi kita liberal , Indonesia akan menjadi negara maju. Bisa saja dengan ideologi tersebut kondisi negara kita semakin tidak stabil. Selanjutnya, ideologi komunisme. Coba bayangkan, Indonesia yang dikenal dengan keanekaragamannya juga termasuk agamanya harus menganut ideologi komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan. Bukan kah sangat bertentangan ? Bayangkan apa yang terjadi ketika para umat agama masing-masing tidak dapat mendapatkan kebebasan beribadah ? Tentu negara akan kacau dan akan banyak terjadi pemberontakan bahkan bisa berujung pada pemisahan diri dari negara. Maka dari itu, bersyukurlah kita sebagai masyarakat Indonesia telah mendapatkan pancasila sebagai ideologi negara kita.

Lalu apakah dengan ideologi pancasila ini Indonesia bisa menjadi negara maju ? Tentu sangat bisa. Pada dasarnya, pancasila sudah disusun sangat baik untuk kepentigan negara kita. Tinggal kita dan juga pemerintah yang mengimplementasikannya dalam segala aspek kehidupan ini dengan tepat. Mulai dari kebijakan yang disusun oleh pemerintah harus berdasarkan pancasila, kehidupan sehari-hari dengan sesama manusia, hewan, juga tumbuhan juga harus berlandaskan pancasila. Terutama kita sebagai generasi muda yang memegang tonggak pemerintahan selanjutnya harus dapat mengimplementasikan pancasila yang murni dan sebagai mestinya sejak saat dini agar kelak Indonesia dengan ideologi pancasila pun dapat menjadi negara maju seperti negara maju lainnya yang bukan berideologi pancasila. Mari kita bersama mengimplementasikan pancasila yang murni di tengah jaman yang terus berkembang!

Kamis, 01 Oktober 2020

Esai Mental Health

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. (Dikutip dari halodoc)  

Kesehatan mental seringkali kita anggap sepele dan banyak yang beranggapan penyakit mental adalah hal yang tabu atau lebay. Padahal, gangguan mental adalah sebuah penyakit yang menyerang kondisi psikologis kita. Hal tersebut adalah masalah yang cukup serius karena berdampak pada perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang yang membutuhkan teman untuk bercerita, pendamping atau bahkan psikolog adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, mungkin kita tidak bisa relate karena tidak ada di posisinya, tetapi berusahalah untuk percaya dan bayangkan jika kita yang ada di posisi mereka, sesulit itu dan seterpuruk itu menghadapinya. Bukanlah keinginan mereka juga untuk mengalami gangguan mental.

Selain itu, survei yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa setiap detik terdapat satu orang yang melakukan bunuh diri di seluruh dunia. Bahkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar kedua pada usia 15-29 tahun. (Dikutip dari Good News From Indonesia) 

Maka dari itu, penting sekali untuk kita terutama generasi Z untuk lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Bagaimana gejalanya dan apa yang harus dilakukan jika salah satu dari kita mulai mengalami gejalanya. Kita generasi Z adalah generasi yang suatu saat akan mengambil alih berbagai bidang di dunia ini dan saat-saat ini adalah waktu untuk kita mempersiapkannya, jadi jangan sampai generasi Z ini mengabaikan kesehatan mentalnya.

Di Indonesia, permasalahan kesehatan mental ini masih terganjal dengan stigma. Masyarakat masih menganggap negatif tentang persoalan ini. Bahkan, banyak di antaranya yang justru tidak peduli dengan ­mental illness atau mental health. Akibatnya, banyak penderita yang takut dan memilih untuk tidak menceritakan gangguan mental yang dialaminya. (Dikutip dari goodnews form Indonesia)

Setidaknya kita mengetahui gejala dan apa yang harus dilakukan jika menghadapi gangguan mental, baik sebagai penderita maupun sebagai orang di sekitar penderita. Berikut beberapa gejala gangguan mental yang umum terjadi

mengalami rasa cemas yang berlebihan.

- menunjukkan perubahan karakter dan kepribadian. Hal ini meliputi perubahan tingkah laku dan juga perubahan emosi yang ekstrem.

- seseorang yang terlalu aktif dan ceria juga dapat menunjukkan tanda bahwa ia sedang mengalami gangguan mental.

- minder, insecure  

- halusinasi

“Ketika seseorang sudah mulai merasakan beberapa tanda itu, ia harus segera feeling good,” ujar Maida.

“Coba deh, mulai malam ini pikirkan apa yang membuat kalian bahagia. Kalau sudah menemukan apa yang bikin kalian bahagia, ketika putus asa, ada hope yang membuat kalian bisa bangkit,” tutur Maida.

Intinya adalah cari sesuatu yang buat kita bahagia sekecil apa pun, setidaknya untuk membuat mood kita lebih baik. Menghindari hal-hal negatif yang menurut kita dapat men-trigger pikiran kita juga bisa lebih memudahkan kita untuk menemukan kebahagiaan.

Langkah berikutnya adalah keep learning and take notice. “Kalian harus terus belajar. It’s ok salah, it’s ok gagal, tapi yang pasti, jangan tutup diri untuk belajar,” tutur Maida.

Ya, walaupun keadaan ingin sekali membuat kita menyerah tapi percayalah itu hanya “jatuh” sesaat. Cari kembali motivas-motivasi ketika kita dalam kondisi antusias menggapai mimpi-mimpi kita.

Berikut adalah sedikit paparan mengenai mental health. Intinya ingatlah kembali kita sebagai makhluk Allah apa tujuan kita untuk hidup di dunia ini, perbanyak bersyukur dan mengingat Allah supaya hati menjadi tenang. Ingatlah bahwa Allah tidak memberikan cobaan kepada umat-Nya melebihi batas kemampuan umat-Nya. Kami generasi Z bertanggung jawab untuk dunia ini suatu saat nanti. Jangan menyerah, dunia membutuhkanmu!

Referensi :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/12/21/pentingnya-kesehatan-mental

https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental

Rabu, 30 September 2020

Esai Motivation Letter

Berbicara mengenai cara untuk memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri adalah sebuah bahasan yang luas dan sedikit sulit untuk dipaparkan karena kadang saya bertanya apakah saya memang sudah dapat memahami, menerima, dan menyayangi diri saya dalam kehidupan ini? Tulisan ini mungkin dapat membantu saya untuk sadar dan lebih baik kepada diri saya yang sudah berjuang menghadapi berbagai realita kehidupan, masalah, dan lainnya selama hidup di dunia ini.

Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai pemahaman terhadap diri saya. Bagaimana kepribadian saya, dimana passion saya, apa yang ingin saya lakukan, apa yang saya suka, apa yang tidak bisa saya lakukan, apa yang harus saya lakukan jika kedaan tidak sesuai dengan rencana saya, sampai mana batas kemampuan saya, bagaimana saya bersosialisasi dengan orang lain, dan lain sebagainya. Semua hal itu dapat menjadi indikator sejauh mana saya memahami diri saya sendiri. Sebenarnya tidak ada cara khusus terkait cara supaya saya dapat menjawab semua indikator tersebut, bagi saya pribadi pengalaman dan kehidupan sehari-hari adalah guru terbaik untuk dapat memahami diri ini. Kehidupan yang saya jalani, juga orang lain tentunya, pastilah berbeda-beda tiap harinya. Akan ada kondisi dimana saya paham bagaimana diri saya sesungguhnya. Contohnya ketika sekolah menengah saya seringkali dihadapi dengan kenyataan bahwa saya buruk di beberapa bidang, mendapatkan nilai yang kecil ketika orang-orang mendapatkan nilai yang baik. Dari situ saya paham jika saya memiliki kemampuan yang lebih rendah dari orang lain maka dari itu saya harus berusaha lebih keras, usaha saya harus lebih jika ingin berhasil. Selain itu misalnya saya sudah terlalu lelah dalam bekerja keras kemudian saya merasa stres disitulah saya harus berhenti dan melakukan refreshing, keadaan seperti itu membuat saya paham sampai di titik mana saya merasa stres dan harus refreshing.

Terkait sifat atau pribadi saya juga seringkali mengorbankan apa yang saya suka atau ingin lakukan untuk kepentingan dan kebahagiaan orang lain, saya terkadang selalu memaksakan suatu kondisi supaya teman-teman saya senang dan nyaman. Disitulah saya dapat memahami bahwa saya memiliki pribadi yang seperti itu, memang baik dan juga menyenangkan tapi saya sadar tidak boleh berlebihan dan tidak bisa semua berjalan sekaligus tetap harus ada yang dikorbankan. Pengalaman dan beberapa peristiwa mengajarkan saya untuk berani berbicara yang sebenarnya dan menolak sesuatu. Tidak apa-apa seperti itu karena mereka pun pasti mengerti kondisi saya, jangan terlalu takut.

Selanjutnya adalah cara saya menerima diri sendiri. Allah menciptakan manusia dengan kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, ekonomi&keluarga, bakat, dan masih banyak lagi. Bahkan anak kembar sekali pun pasti memiliki perbedaan. Tentunya diri ini seringkali merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Merasa diri tidak pantas dan banyak kekurangan atau yang kita kenal dengan insecure. Padahal semua yang Allah berikan pada setiap orang adalah anugerah dan amanah yang harus saya jaga dan rawat sebaik mungkin, apa pun itu karena pada dasarnya semua hanyalah titipan dan milik Allah. Allah memberikan fisik, kemampuan, dll kepada saya sesuai dengan porsi dan Allah Maha Mengetahui yang kita butuhkan. Maka dari itu, cara menerima segala yang ada pada diri saya salah satunya dengan bersyukur kepada Allah yang memberikan semuanya. Tidak perlu membanding-bandingkan yang saya miliki dengan orang lain dan jangan lihat terus ke atas. Fokus saja untuk memperbaiki diri supaya lebih baik dan perbanyak bersyukur untuk menerima semua yang ada dan terjadi pada diri saya. Yakin dan percaya bahwa semua yang Allah berikan pada diri saya adalah cara Allah untuk membuat saya menjadi orang yang sholehah, sukses, dan berkah. Masing-masing orang sudah ada jalurnya.

Pembahasan terakhir adalah tentang menyayangi diri sendiri. Sebenarnya menyayangi diri sendiri adalah bentuk dari sikap kita setelah menerima diri sendiri. Seharusnya dengan otomatis saya dapat menyayangi diri saya sendiri karena sudah dapat menerima semua yang terjadi dan ada pada diri saya. Pasti kita semua pernah mengalami masa-masa tersulit, berusaha sangat keras untuk mencapai sesuatu atau semacamnya. Cara saya menyayangi diri sendiri salah satunya dengan menenagkan pikiran sejenak dan bermediasi memberikan aura-aura positif pada diri sendiri bahwa saya telah melakukan sebaik yang saya biasa. Selain itu saya juga melakukan hal-hal yang saya sukai setelah bekerja keras untuk menghibur diri saya sendiri. Banyak melihat konten-konten positif, seperti one minute booster dari Hanan Attaki, quran dan senja, dan yang sejenisnya juga bagi saya adalah cara untuk menyayangi diri saya sendiri, karena diri saya butuh remainder, butuh pengingat sebagai penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

Jumat, 26 April 2019

Natural Phenomena : Lake Hillier

Australia's famous pink Lake Hillier is a sight to behold. Discovered in 1802 by a Royal Navy explorer its strawberry milkshake color is awe-inspiring. Lake Hillier is situated in near the coast of Middle Island in the Recherche Archipelago to the south of Western Australia. Exactly what causes the lake in Australia to be pink is up for debate but is probably to do with the microorganisms that make Lake Hillier their home. It's best to view it from the air in any case.

Why is Lake Hillier Pink?  

The exact cause of Lake Hillier's distinctive bubblegum or strawberry milkshake color is not known for sure. Most scientists do agree it has probably something to do with the presence of a specific species of microalgae - Dunaliella Salina. Dunaliella Salina is able to tolerate very high salt concentrations ranging from 0.2% to as much as 35%. These little critters produce the carotenoid pigments, beta-carotene (which are also found in carrots), that are thought to give rise to the bubblegum coloration of the lake's water.  

There are also large amounts of halophilic bacteria and archaea in the salt crusts of the lake that could also be the cause for the lake's interesting appearance. These non-algal microorganisms also produce a similar carotenoid pigment within their cell membranes which is either the main cause or a contributing factor to the lake's overall coloration.  

The Extreme Microbiome Project, part of the Association of Biomolecular Resource Facilities (ABRF), Metagenomics Research Group (MGRG), has been performed on the lake. The researchers used a metagenomic analysis on the lake to find Dunaliella as well as Salinibacter Ruber, Dechloromonas Aromatica, and a few species of the Archaea. Bacteria and Archaea tend to make up the bulk of the micro-ecology of hypersaline lakes like Hillier. For this reason, the lake's color is thought to be a combination of these factors. Lake Hillier isn't the only pink lake in the world, there is another famous one on the coast of Senegal called Lake Retba. This lake was the finish line for the Dakar Rally road race and is frequently used to harvest salt by local villagers.

Is it Safe to Swim in Lake Hillier?

According to the official site for the pink lake of Australia, it is perfectly safe to swim in the lake. Despite the coloration, the water is clear and will not cause any harm to you or your skin. The algae are completely harmless but drinking hypersaline water is a no-no. Despite this, the lake is very difficult to get to making it nye on impossible for regular tourists to actually visit on the ground. The lake is best appreciated from the air in any case where you can really see its vivid pink color in contrast with surrounding forests and the Indian Ocean. Travelers can, on occasion, be dropped off on Middle Island from helicopter rides and cruise ships but these tend to view the lake from the shore. 

Is Lake Hillier Water Safe to Drink?

Like any salt water, it is not advisable to drink water from Lake Hillier. When you consume salty water it can cause serious damage to your body. High salt content in your bloodstream puts a serious strain on your body's natural ability to stabilize sodium and chloride levels. That's all before we even think about the plethora of microorganisms that inhabit the water. Although most are harmless, there is the potential for ingesting something very unpleasant.

source : https://interestingengineering.com/lake-hillier-australias-pink-lake-and-the-story-behind-it


BAKDES

Hi guys! How are you ? In this post I will tell you about devotional village or commonly called bakdes in my school. Bakdes is my school program where we have to stayed for a few days at the house of local residents to help their daily activities. In this year, Bakdes was held in Cibeureum village, Kertasari sub-district, Bandung on 3rd until 5th of January 2019. Before that, I'm sorry for just posting my bakdes story. Okay, let's start it !

The trip from the school to Cibeureum takes a long time around 3 hours, we used public transportation that has been rented by the school. When arrived at the Cibeureum, all students were collected at the village hall to attend the reception of the village head and and briefing to prepare for stayed at Cibeureum for a few days. After that, all students directed towards home of their adoptive parents. Finally, me, Iryn, Karin, and Fawwazti met our family in Cibeureum. They are Cika, Cika's brother, and their parents. I'm sorry I forgot the name of our parents there because we only called them "mother" and "father". 

On the first day we played with Cika also with her friends there were Fauzia, Muthi, Luthfi, Wika, Windy, and many more. They are very pleasant and also friendly, they were very happy with our presence there. We played to the tea garden and meet crazy people haha. On the way we talked about their daily activities, about their school and many more. In the tea garden we took some photos for memories. Because it was afternoon, and also was raining, plus they had a religious school, we have to go home immediately. Before maghrib, we accompanied Cika's Mother played volleyball and at night the air was really very cold so we just stayed at home for dinner together and helped Cika, Lutfi, and Wika did their homework. That night was a very good sight with good people, finally we go to bed prepared for tomorrow.

Second day. Today can be said to be very busy, we started the day getting up early then made breakfast for Cika's family, even though only corned beef sandwiches we tried to helped and made Cika's family happy. After that, today we will accompany Cika's father to went gardening. But unfortunately Cika decided not to wenr to school and went to garden with us. Really a very long and tiring journey, I couldn't imagine Cika's father have to take the road so far every day. Finally we arrived at the river and played for a while, really a very beautiful sight and refreshing air, we really enjoyed it! After that, we helped harvest the spring onion. Actually it was quite easy, but what's annoyed was a worm! Sorry, I really don't like worms so I can't... after that we walked again to Citarum 0 km, while on the road we took a lots of photos because the scenery was beautiful and the weather was very bright, what a perfect timing! After that we returned home and cleaned ourselves, we ate together with other children who had just returned from school. In the afternoon all students are required to go to the village hall to attend an education and at night we carry out social services for the local community, we gave groceries, decent clothes and books for them. Thesecond day was very tiring but also fun.

There were no activities, we just got ready to go home and enjoy the remaining time with our family at Cibeureum. In the morning we took a walk along with Cika and ate ice cream along the roadside for the last time. Cika asked us to stay longer, but we couldn't. In the afternoon, we began to say goodbye to mother, father, cika and other children, we were very sad and began to cry, they were very happy with us and we were too. It's very happy to meet nice and simple people, lots of lessons we can take while staying with them. Thank you for all, hope we can meet again and hope God protects good people like Cika's family, her friends, and all of Cibeureum's resident. See you..



 

Senin, 08 April 2019

Recommendation Letter

Hello, my name is Widyana. I'm a home teacher from Nisrina Putri Rianto. Nisrina or usually we call Iryn is student from 3 Senior High School. She is sixteen years old now, she is the only child on her family but she loves very much her familiy.

Iryn is a diligent person, diligent is when there are a lot of task and exam at her school but she can do all of the task and prepare for the exam. But she is also an insecure person, she easy feels inferior even though she has great potential far from his friends. She is also a hard worker person, she always totality and wants to give the best, the point is she will really be serious both in doing assignments or other things.

In the class she is an active and pleasant person.  Besides that, her friends really liked Iryn because she is a funny and very nice person.  She always helps her friends who are in trouble. But she can’t to say no to her friend so sometimes she prioritizes the interests of others and sacrifices her own self-interest. Although not too active in various organizations, Iryn is very productive in filling her time in her day.  She also joined the committee at various school events.

In the arts?  Don’t doubt! She is a master in art. Everything will be beautiful and unique in her hand.
Her drawing, her handwriting is very beautiful. Iryn told me that she want to continue her education in the Architecture Planning and Policy Development at the Bandung Institute of Technology, she wanted to hone her skills and explore more knowledge there. She want to be someone who can design some creative buildings and through this rapidly advacing technology she want to design an environmentally friendly building.

With all the abilities and strengths that she have, I highly recommend Iryn to continue her studies in this program. I'm sure Iryn can well take part in this program and I hope she can realize her  dream and benefit for many people. If there any question please contact me to widyanakh@gmail.com , thank you.

Regards,

Mrs. Widyana
Home Teacher

Sabtu, 16 Februari 2019

Edu Passion 2019

Hi guys, welcome back to my blog! It doesn’t feel, the time passed so fast and all 12th grade students in Indonesia would carry out college entrance exams. A moment ago my school just held an annual event to make it easier for students to choose universities according to their interests and talents. If on Edu passion 2018 me and my group made a vlog, this time I will only tell a little when visited several stands and sharing a photo. Here we go..

Edu passion this time is quite different compared to last year, on the front page of the school there are several university stands and the main stage, and this time there are also several food stands on this front page. In Edu Passion 2018 in the school hallway there is a second stage as a place for sharing, describing several universities and etc. However, this seems to be less effective because the movement of participants is quite difficult because it is too busy in each place. As an evaluation, this year there is no second stage in the school hallway, but there are several university stands and course stands.





This is my picture when visiting one of the stands namely Inzela. Inzela is the first and only official education agent of the schools that we represent, based and domiciled in the city of Auckland, New Zealand specifically helps Indonesian students who want to continue to high school / university / institution (college ) in New Zealand. Based on information obtained, for a Muslim who wants to attend school there is very safe, there’s no bullying or exclusion in a minority country. But for registration and living expenses to study there, it is quite large, around one hundred until two hundred million rupiahs.

The second one is Tokyo International University. Tokyo International University was founded as a small business college in 1965. Upon earning accreditation from the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, the college has grown into a private university that now encompasses five schools (the School of Business and Commerce, Economics, Language Communication, International Relations, and Human and Social Sciences) and four graduate schools (the Graduate School of Business and Commerce, Economics, International Relations, and Clinical Psychology).

That's information from some of the stand I visited in Edu Passion 2019, hopefully we can study at our dream university. Good luck for you guys, see you !


Sudahkah Kita Mengenal Ideologi Kita, PANCASILA ?

Setiap bangsa dan negara memiliki ideologinya masing-masing untuk kepentingan negaranya. Ideologi tidak hanya formalitas sebuah bangsa tetap...