Rabu, 30 September 2020

Esai Motivation Letter

Berbicara mengenai cara untuk memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri adalah sebuah bahasan yang luas dan sedikit sulit untuk dipaparkan karena kadang saya bertanya apakah saya memang sudah dapat memahami, menerima, dan menyayangi diri saya dalam kehidupan ini? Tulisan ini mungkin dapat membantu saya untuk sadar dan lebih baik kepada diri saya yang sudah berjuang menghadapi berbagai realita kehidupan, masalah, dan lainnya selama hidup di dunia ini.

Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai pemahaman terhadap diri saya. Bagaimana kepribadian saya, dimana passion saya, apa yang ingin saya lakukan, apa yang saya suka, apa yang tidak bisa saya lakukan, apa yang harus saya lakukan jika kedaan tidak sesuai dengan rencana saya, sampai mana batas kemampuan saya, bagaimana saya bersosialisasi dengan orang lain, dan lain sebagainya. Semua hal itu dapat menjadi indikator sejauh mana saya memahami diri saya sendiri. Sebenarnya tidak ada cara khusus terkait cara supaya saya dapat menjawab semua indikator tersebut, bagi saya pribadi pengalaman dan kehidupan sehari-hari adalah guru terbaik untuk dapat memahami diri ini. Kehidupan yang saya jalani, juga orang lain tentunya, pastilah berbeda-beda tiap harinya. Akan ada kondisi dimana saya paham bagaimana diri saya sesungguhnya. Contohnya ketika sekolah menengah saya seringkali dihadapi dengan kenyataan bahwa saya buruk di beberapa bidang, mendapatkan nilai yang kecil ketika orang-orang mendapatkan nilai yang baik. Dari situ saya paham jika saya memiliki kemampuan yang lebih rendah dari orang lain maka dari itu saya harus berusaha lebih keras, usaha saya harus lebih jika ingin berhasil. Selain itu misalnya saya sudah terlalu lelah dalam bekerja keras kemudian saya merasa stres disitulah saya harus berhenti dan melakukan refreshing, keadaan seperti itu membuat saya paham sampai di titik mana saya merasa stres dan harus refreshing.

Terkait sifat atau pribadi saya juga seringkali mengorbankan apa yang saya suka atau ingin lakukan untuk kepentingan dan kebahagiaan orang lain, saya terkadang selalu memaksakan suatu kondisi supaya teman-teman saya senang dan nyaman. Disitulah saya dapat memahami bahwa saya memiliki pribadi yang seperti itu, memang baik dan juga menyenangkan tapi saya sadar tidak boleh berlebihan dan tidak bisa semua berjalan sekaligus tetap harus ada yang dikorbankan. Pengalaman dan beberapa peristiwa mengajarkan saya untuk berani berbicara yang sebenarnya dan menolak sesuatu. Tidak apa-apa seperti itu karena mereka pun pasti mengerti kondisi saya, jangan terlalu takut.

Selanjutnya adalah cara saya menerima diri sendiri. Allah menciptakan manusia dengan kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, ekonomi&keluarga, bakat, dan masih banyak lagi. Bahkan anak kembar sekali pun pasti memiliki perbedaan. Tentunya diri ini seringkali merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Merasa diri tidak pantas dan banyak kekurangan atau yang kita kenal dengan insecure. Padahal semua yang Allah berikan pada setiap orang adalah anugerah dan amanah yang harus saya jaga dan rawat sebaik mungkin, apa pun itu karena pada dasarnya semua hanyalah titipan dan milik Allah. Allah memberikan fisik, kemampuan, dll kepada saya sesuai dengan porsi dan Allah Maha Mengetahui yang kita butuhkan. Maka dari itu, cara menerima segala yang ada pada diri saya salah satunya dengan bersyukur kepada Allah yang memberikan semuanya. Tidak perlu membanding-bandingkan yang saya miliki dengan orang lain dan jangan lihat terus ke atas. Fokus saja untuk memperbaiki diri supaya lebih baik dan perbanyak bersyukur untuk menerima semua yang ada dan terjadi pada diri saya. Yakin dan percaya bahwa semua yang Allah berikan pada diri saya adalah cara Allah untuk membuat saya menjadi orang yang sholehah, sukses, dan berkah. Masing-masing orang sudah ada jalurnya.

Pembahasan terakhir adalah tentang menyayangi diri sendiri. Sebenarnya menyayangi diri sendiri adalah bentuk dari sikap kita setelah menerima diri sendiri. Seharusnya dengan otomatis saya dapat menyayangi diri saya sendiri karena sudah dapat menerima semua yang terjadi dan ada pada diri saya. Pasti kita semua pernah mengalami masa-masa tersulit, berusaha sangat keras untuk mencapai sesuatu atau semacamnya. Cara saya menyayangi diri sendiri salah satunya dengan menenagkan pikiran sejenak dan bermediasi memberikan aura-aura positif pada diri sendiri bahwa saya telah melakukan sebaik yang saya biasa. Selain itu saya juga melakukan hal-hal yang saya sukai setelah bekerja keras untuk menghibur diri saya sendiri. Banyak melihat konten-konten positif, seperti one minute booster dari Hanan Attaki, quran dan senja, dan yang sejenisnya juga bagi saya adalah cara untuk menyayangi diri saya sendiri, karena diri saya butuh remainder, butuh pengingat sebagai penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

Sudahkah Kita Mengenal Ideologi Kita, PANCASILA ?

Setiap bangsa dan negara memiliki ideologinya masing-masing untuk kepentingan negaranya. Ideologi tidak hanya formalitas sebuah bangsa tetap...